1
Aspek Psikologis dari individu pengguna internet.
Banyak
sekali terjadinya fenemona identitas diri melalui internet secara identitas
nyata maupun identitas virtual yang memungkinkan individu mengubah sama sekali
identitas nyatanya ke sebuah identitas lain yang sifatnya virtual dan
karakteristik seseorang indvidu.
Saat
ini banyak sekali jejaring sosial yang bermuculan, seperti Facebook, Twitter,
Path, Instagram dan lain-lain. Banyak orang yang mengunakan identitas
palsu atau bisa disebut anonim untuk mendaftrakan diri / menjadi penguna aktif
dari salah satu jaringan sosial. Antaralain faktor-faktor yang membuat
seseorang mengunakan identitas palsu adalah untuk menutup jejak didunia maya,
dan menjaga repotasi harga diri. Dimana seseorang ingin meluapkan emosinya
didunia maya, tanpa diketahui oleh orang lain siapa dia sebenarnya.
Karakteristik
seseorang akan telihat berbeda, ketika dia berada didunia nyata dengan saat dia
berada di jejaring sosial. Saat didunia nyata mungkin dilihat karakternya sangat
pendiam dan tidak mudah bergaul atau tidak asik untuk diajak berbicara, namun
lain halnya saat didunia maya. Karakter dia menjadi anak yang mudah bergaul dan
asik untuk diajak bebicara.
Dalam
jurnal ini paparkan oleh Vivi Sahfitri bahwa : Berdasarkan hasil pembahasan dan
analisa yang telah dilakukan serta sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian,
maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan
uji korelasi dan regresi diperoleh fakta bahwa secara parsial tidak ada
hubungan atau pengaruh yang signifikan antara Variabel pemanfaatan e-learning
terhadap Prestasi belajar mahasiswa. Pada Kondisi ini
dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau parsial tidak terdapat pengaruh
pemanfaatan e-learning terhadap prestasi belajar Mahasiswa.
2. Pengaruh
secara parsial dari variabel pemanfaatan e-learning dengan kemampuan
pemahaman mahasiswa berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan. Pada Kondisi ini dapat dijelaskan secara
sendiri-sendiri atau parsial terdapat pengaruh pemanfaatan
e-learning terhadap kemampuan pemahaman mahasiswa.
3. Hasil
pengujian regresi yang dilakukan secara bersama-sama atau uji serentak di
peroleh hasil bahwa Pengaruh secara bersama dari variabel pemanfaatan
e-learning dengan Prestasi belajar mahasiswa dan
kemampuan pemahaman Mahasiswa menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif.
Dalam
Jurnal Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Astutik Nur Qomariyah, mengenai perilaku
penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan dengan berdasarkan
pertanyaan penelitian yang telah diajukan, maka peneliti dapat
menyimpulkan tiga hasil temuan penelitian. Yaitu :
Pertama,
usia responden saat pertama kali mengenal dan menggunakan internet ialah
12 tahun. Rata-rata saat itu mereka telah memasuki kelas VII SMP, dimana
tugas-tugas sekolah yang diberikan mulai mengharuskan mereka mencari
sumber atau bahan-bahannya di internet sehingga mereka dituntut harus bisa
menggunakan internet. Sebagian besar remaja perkotaan dalam penelitian ini
mengungkapkan bahwa teman sebaya (peer groups) dijadikan sebagai
sumber belajar pertama kali berinternet bagi mereka, baik untuk bisa
melakukan aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang lebih bersifat
kesenangan (seperti: chatting, bermain game online, membuat account di
salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi
situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis
yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Berdasarkan
aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih
sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat
fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik
di laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang
digunakan bagi remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah
cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama
dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat
lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan
internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan
yang sering mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy
users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per
bulan). Sedangkan remaja di perkotaan yang sering mengakses
internet di warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses
internet mereka dikategorikan sebagai medium users (pengguna
internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara
itu, bagi remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan
memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada
umumnya mereka tergolong sebagai light users(pengguna internet yang
menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan
remaja di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat
dimensi kepentingan, yaitu informasi(information utility),
aktivitas kesenangan (leisure/fun activities),
komunikasi (communication), dan transaksi(transactions)
2. Aspek demografis pengguna
internet
Aspek
demografis adalah aspek yang harus mempertimbangkan gender, usia, budaya, dan
SES (social-economic-status) dalam interaksi individu dan internet. Dalam hal
ini usia juga turut mempengaruhi perkembangan internet karna internet banyak
berkembang di masa ini sehingga sebagian besar pengguna internet berasal dari
kalangan muda. Selain itu dalam hal gender teknologi internet dapat mempermudah
bagi wanita untuk melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh laki-laki,
bahkan dengan teknologi internet ini juga bisa membantu para wanita untuk
memasuki dunia politik, dan bisnis, bahkan menjadi seorang pemimpin dalam
sebuah organisasi.
Sumber:
Gackenbach, J. (2007). Psychology and the internet:
Intrapersonal, interpersonal, and transpersonal implications. Kanada:
Academic Press. (Demografi, dll)