Nama : Amiirah Nahdah K
Tugas ke : 2
Kelas : 2PA13
Npm : 10513792
1.
Penyesuain diri dan Pertumbuhan
a.
diri
dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal
adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari
tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation),
penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri
sebagai usaha penguasaan (mastery) Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada
penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya,
seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus
beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian
diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap
suatu norma.
Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.
Dengan memaknai penyesuaian
diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu
seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri
dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya
adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan
mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik,
kesulitan, dan frustrasitidakterjadi.
b. Dalam tahap kehidupan manusia, setiap personal
pasti mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan itu meliputi segala aspek dalam
kehidupan nya, yaitu baik pertumbuhan yang berupa fisik maupun mental. Semuanya
itu dengan tujuan menjadi seseorang yang dewasa seutuhnya.
Dalam pertumbuhannya apalagi seseorang di
masa remaja pasti juga mengalami fase dimana ia harus menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan fisik dan perubahan dalam
keadaan mental dalam hidupnya dan juga penyesuaian terhadap lingkungannya.
Menurut John W. Santrock (2003) bahwa remaja diartikan sebagai masa
perkembangab transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif dan sosial emosional.
Selama masa remaja seluruh tubuh
mengalami perubahan, baik dibagian luar maupun dibagian dalam, dalam emosional
pun terjadi perubahan- perubahan. Oleh karna perubahan-perubahan tersebut maka
dibutuhkan penyesuaian diri.
Penyesuaian dapat didefinisikan
sebagai interaksi yang kontinyu antara diri individu sendiri, dengan orang lain
dan dengan dunia luar.
2. STRESS
a. Arti Penting Stress?
Stress adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat
seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting.Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum
rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam
konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang
saat menawarkan potensi
hasil.Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan
tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan
positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan
dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti
berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari
stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan.Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti
awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih
sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
b.
Tipe
– Tipe Stress Psikologis
Tekanan : hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa
persekitaran dengan individu. Paras tekanan yang dihasilkan akan bergantung
kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak balas. Tekanan
mental adalah sebagian daripada kehidupan harian. Ia merujuk kepada kaedah yang
menyebabkan ketenangan individu terasa di ancam oleh peristiwa persekitaran dan
menyebabkan individu tersebut bertindak balas. Anda boleh mengalami tekanan
ketika di tempat kerja, menyesuaikan diri dengan persekitaran baru, atau
melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang sederhana boleh menjadi pendorong
kepada satu-satu tindakan dan pencapaian tetapi kalau tekanan mental anda itu
terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan masalah sosial dan seterusnya menggangu
kesehatan anda.
2. Frustasi
: adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Konflik
: Berasal dari kata kerja latin configere yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
4. Kecemasan : Banyak
pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan pengertian
tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan definisi
kecemasan, antara lain :
§ Maramis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu
ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan
mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.
§ Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi
individu terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan
yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang
berhubungan dengan aspek subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa
pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir
sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.
c.
Syptom- reducing respons terhadap stress
Pengertian symptom -
reducing responses terhadap stress Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan
brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus
merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki
mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk
mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
- Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia
menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh
karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
- Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
- Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
- Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang
berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
d.
Pendekatan
problem solving terhadap stress
·
Strategi
koping yang spontan mengatasi strees :
Dukungan sosial dan konsep-konsep terkait : beberapa
penulis meletakkan dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau
‘kualitas hubungan’ (Winnubst dkk,1988). Menurut Robin & Salovey (1989)
perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang
penting. Akrab adalah penting dalam masalah dukungan sosial, dan hanya mereka
yang tidak terjalin suatu keakraban berada pada resiko. Para ilmuan lainnya
menetapkan dukungan sosial dalam rangka jejaring
sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan sosial didalam
analisis jaringan yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya dapat dipahami
kalau orang tahu tentang struktur jaringan yang lebih luas yang didalamnya
seorang terintegrasi. Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup
pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan
sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985)
menganggap dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian (atau ikatan) sosial. Segi-segi fungsional
mencangkup : dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian
nasehat atau informasi, pemberian bantuan material (Ritter,
1988). Ikatan-ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum
dari hubungan interpersonal.
Dukungan
sosial sebagai ‘kognisi’ atau ‘fakta sosial’ : “Dukungan sosial terdiri dari
informasi atau nasehat verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan
yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb,
1983).
Jenis dukungan sosial :
o Dukungan
emosional
o Dukungan
penghargaan
o Dukungan
instrumental
o Dukungan
informatif
Sumber
:
Christian,M.2005.Jinakkan
stress.Bandung:Nexx Media
Smet,Bart.1994.Psikologi
kesehatan.Jakarta:Gramedia.
http://dimas-apriyanto.blogspot.com/2013/04/penyesuaian-diri-dan-stress.html
https://staciafie.wordpress.com/2013/06/10/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan-personal/
http://belajarpsikologi.com/penyesuaian-diri/
http://belajarpsikologi.com/penyesuaian-diri/