Nama : Amiirah Nahdah K
Npm : 10513792
Kelas : 4pa13
Tugas
ke IV
A. Artificial intelligence merupakan
inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Mulai ada sejak muncul komputer
modern, yakni pada 1940 dan 1950. Ilmu pengetahuan komputer ini khusus
ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem
kecerdasan komputer.
Pada awalnya, kecerdasan buatan
hanya ada di universitas-universitas dan laboratorium penelitian, serta hanya
sedikit produk yang dihasilkan dan dikembangkan. Menjelang akhir 1970-an dan
1980-an, mulai dikembangkan secara penuh dan hasilnya berangsur-angsur
dipublikasikan di khalayak umum. Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan
selalu bertambah dan berkembang seiring dengan laju perkembangan zaman menuju
arah globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia, yang membawa
persoalan-persoalan yang semakin beragam pula.
Program kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak
membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara prosedural dan kaku, rangkaian tahap solusinya sudah
didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Sebaliknya, pada program
kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan dilakukan pendekatan
trial and error, mirip seperti apa yang dilakukan oleh manusia.
B. Artificial Intelligence dan
Kognisi Manusia
Kognisi adalah ilmu yang membahas tentang tentang hasil dari proses
berpikir individu terhadap sesuatu. Kognisi juga dapat diartikan sebagai
pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan.
Proses dari kognisi sendiri adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi
pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai,
menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa
diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi.
Manusia pada akhirnya mampu menyelesaikan segala permasalahan-permasalah
yang di hadapi karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan
diperoleh dengan cara belajar. Semakin banyak pengetahuan didapat, maka manusia
diharapkan akan lebih mampu dalam menyelesaikan permasalahan. Manusia juga
diberi akal untuk melakukan penalaran, mengambil kesimpulan berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Kecerdasan
buatan (Artificial Intelligence)
merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer dengan tujuan membuat mesin
(komputer) yang dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan
manusia. Pemahaman tentang kognisi manusialah yang kemudian melahirkan sesuatu
yang disebut dengan AI. Dengan menerapkan konsep dari kognisi manusia,
harapannya adalah, manusia dapat meminimalisir atau mempermudah
pekerjaan-pekerjaannya dengan bantuan AI yang notabenenya mampu bekerja seperti
cara kerja otak manusia.
C. Artificial Intelligence dan Sistem Pakar
Salah satu
sub-pembahasan pokok dari AI adalah expert
system atau sistem pakar. Sistem pakar merupakan program komputer yang
berfungsi dengan cara yang sama seperti manusia ahli, yaitu memberikan
saran-saran kepada pemakai mengenai cara pemecahan masalah. Karena sistem pakar
berfungsi sebagai konsultan, maka proses penggunaannya disebut consultation, yaitu pemakai meminta
konsultasi untuk mendapatkan saran dari sistem pakar itu sendiri. Ada beberapa
sistem pakar yang digunakan, berikut penjelasannya:
a.
ELIZA
ELIZA merupakan salah satu
program komputer pertama yang mampu berkomunikasi. ELIZA diciptakan oleh Joseph
Weizenbaum (1996). Beberapa revisi ELIZA telah dibuat dari konsep aslinya. Pada
satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti
seorang psikiater. Eliza adalah program AI yang mensimulasikan perilaku
terapis. Program pertama semacam ini adalah dikembangkan pada tahun 1967 di
MIT. Seperti program-program lainnya, program ini berinteraksi dengan pengguna
secara sederhana dengan bahasa Inggris dan dapat mensimulasikan percakapan yang
dikenal sebagai chatterbot.
b.
PARRY
Parry adalah sistem pakar
yang juga paling awal dikembangkan di Stanford University oleh seorang
psikiater, Kenneth Colby, yang menstimulasikan seorang paranoid. Mereka memilih
seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses
dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons
normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli
untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respons simulasi
komputer dan respon manusia.
c.
NET TALK
NetTalk
adalah sebuah program yang belajar mengucapkan teks bahasa Inggris yang ditulis
dengan menjadi teks yang ditampilkan sebagai masukan dan pencocokan transkripsi
fonetik untuk perbandingan. Program ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan
pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan NetTalk. Program ini dikembangkan
oleh Sejnowski di sekolah medis harvard dan Rosenberg di Univ. Princeton. Dalam
program ini, NetTalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. Model
simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit (“neuron”) dan ribuan
koneksi. NetTalk membaca keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem,
unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini sama seperti sistem lain yang
sudah diketahui sebelumnya, memiliki tiga lapisan : lapisan input, dimana
setiap unit merespon sebuah tulisan, lapisan output dimana unit menampilkan ke
55 fonem dalam bahasa Inggris, dan lapisan unit tersmbunyi dimana setiap unit
ditambahkan koneksinya pada setiap input maupun output. NetTalk membaca dengan
memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga
tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual.
D. Penggunaan Artificial Intelligence sebagai Expert System
Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang
psikologi, yaitu untuk sistem pakar menentukan jenis gangguan perkembangan pada
anak. Anak-anak merupakan fase yang paling rentan dan sangat perlu diperhatikan
satu demi satu tahapan perkembangannya. Contoh satu bentuk gangguan
perkembangan adalah conduct disorder.
Conduct disorder adalah satu kelainan
perilaku dimana anak sulit membedakan benar salah atau baik dan buruk, sehingga
anak merasa tidak bersalah walaupun sudah berbuat kesalahan. Dampaknya akan
sangat buruk bagi perkembangan sosial anak tersebut. Oleh karena itu dibangun
suatu sistem pakar yang dapat membantu para pakar/psikolog anak untuk
menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF). Metode certainty factor digunakan ketika
menghadapi suatu masalah yang jawabannya tidak pasti. Ketidakpastian ini bisa
merupakan probabilitas. Metode ini diperkenalkan oleh Shortlife Buchanan pada
tahun 1970-an. Beliau menggunakan metode ini saat melakukan diagnosis dan
terapi terhadap penyakit meningitis dan infeksi darah. Tim pengembang dari
metode ini mencatat bahwa, dokter sering kali menganalisa informasi yang ada
dengan ungkapan seperti “mungkin”, “hampir pasti”. Metode ini mirip dengan fuzzy logic, karena ketidakpastian
direpresentasikan dengan derajat kepercayaan sedangkan perbedaannya adalah pada
fuzzy logic saat perhitungan untuk rule yang premisnya lebih dari satu, fuzzy logic tidak memiliki nilai
keyakinan untuk rule tersebut
sehingga perhitungannya hanya melihat nilai terkecil untuk operator AND atau
nilai terbesar untuk operator OR dari setiap premis yang pada rule tersebut berbeda dengan certainty factor yaitu setiap rule memiiki nilai keyakinannya sendiri
tidak hanya premis-premisnya saja yang memiliki nilai keyakinan. Certainty factor menunjukkan ukuran
kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.
Daftar Pustaka
Kusumadewi,
S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta.Graha Ilmu.
Russel,
S and Norvigm P : Artificial Intelligence : A modern Approach. Prentice Hall,
Second Edition.
Martiana, E. (2005). Modul ajar kecerdasan buatan: Introduction to artificial intelligence
Solso R.L, Machlin O.H & Machlin M.K. (2007). Psikologi Kognitif, Terjemahan :
Rahardanto M. & Batuadji K. Jakarta : Erlangga.