Jumat, 20 Januari 2017

ARTIFICIAL INTELLIGENCE



Nama         : Amiirah Nahdah K
Npm          : 10513792
Kelas         : 4pa13
Tugas ke IV

A.    Artificial intelligence merupakan inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Mulai ada sejak muncul komputer modern, yakni pada 1940 dan 1950. Ilmu pengetahuan komputer ini khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer.
            Pada awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan dikembangkan. Menjelang akhir 1970-an dan 1980-an, mulai dikembangkan secara penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan di khalayak umum. Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan laju perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam pula.
Program kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara prosedural      dan kaku, rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Sebaliknya, pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan dilakukan pendekatan trial and error, mirip seperti apa yang dilakukan oleh manusia.
B.     Artificial Intelligence dan Kognisi Manusia
Kognisi adalah ilmu yang membahas tentang tentang hasil dari proses berpikir individu terhadap sesuatu. Kognisi juga dapat diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Proses dari kognisi sendiri adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi.
Manusia pada akhirnya mampu menyelesaikan segala permasalahan-permasalah yang di hadapi karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh dengan cara belajar. Semakin banyak pengetahuan didapat, maka manusia diharapkan akan lebih mampu dalam menyelesaikan permasalahan. Manusia juga diberi akal untuk melakukan penalaran, mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
                        Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer dengan tujuan membuat mesin (komputer) yang dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. Pemahaman tentang kognisi manusialah yang kemudian melahirkan sesuatu yang disebut dengan AI. Dengan menerapkan konsep dari kognisi manusia, harapannya adalah, manusia dapat meminimalisir atau mempermudah pekerjaan-pekerjaannya dengan bantuan AI yang notabenenya mampu bekerja seperti cara kerja otak manusia.

                              C.    Artificial Intelligence dan Sistem Pakar
                                          Salah satu sub-pembahasan pokok dari AI adalah expert system atau sistem pakar. Sistem pakar merupakan program komputer yang berfungsi dengan cara yang sama seperti manusia ahli, yaitu memberikan saran-saran kepada pemakai mengenai cara pemecahan masalah. Karena sistem pakar berfungsi sebagai konsultan, maka proses penggunaannya disebut consultation, yaitu pemakai meminta konsultasi untuk mendapatkan saran dari sistem pakar itu sendiri. Ada beberapa sistem pakar yang digunakan, berikut penjelasannya:
a.       ELIZA
            ELIZA merupakan salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi. ELIZA diciptakan oleh Joseph Weizenbaum (1996). Beberapa revisi ELIZA telah dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti seorang psikiater. Eliza adalah program AI yang mensimulasikan perilaku terapis. Program pertama semacam ini adalah dikembangkan pada tahun 1967 di MIT. Seperti program-program lainnya, program ini berinteraksi dengan pengguna secara sederhana dengan bahasa Inggris dan dapat mensimulasikan percakapan yang dikenal sebagai chatterbot.
                                          b.      PARRY
            Parry adalah sistem pakar yang juga paling awal dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, yang menstimulasikan seorang paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respons simulasi komputer dan respon manusia.
c.       NET TALK
                                                NetTalk adalah sebuah program yang belajar mengucapkan teks bahasa Inggris yang ditulis dengan menjadi teks yang ditampilkan sebagai masukan dan pencocokan transkripsi fonetik untuk perbandingan. Program ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan NetTalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis harvard dan Rosenberg di Univ. Princeton. Dalam program ini, NetTalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit (“neuron”) dan ribuan koneksi. NetTalk membaca keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini sama seperti sistem lain yang sudah diketahui sebelumnya, memiliki tiga lapisan : lapisan input, dimana setiap unit merespon sebuah tulisan, lapisan output dimana unit menampilkan ke 55 fonem dalam bahasa Inggris, dan lapisan unit tersmbunyi dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap input maupun output. NetTalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual.

                                          D.    Penggunaan Artificial Intelligence sebagai Expert System
Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang psikologi, yaitu untuk sistem pakar menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Anak-anak merupakan fase yang paling rentan dan sangat perlu diperhatikan satu demi satu tahapan perkembangannya. Contoh satu bentuk gangguan perkembangan adalah conduct disorder. Conduct disorder adalah satu kelainan perilaku dimana anak sulit membedakan benar salah atau baik dan buruk, sehingga anak merasa tidak bersalah walaupun sudah berbuat kesalahan. Dampaknya akan sangat buruk bagi perkembangan sosial anak tersebut. Oleh karena itu dibangun suatu sistem pakar yang dapat membantu para pakar/psikolog anak untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF). Metode certainty factor digunakan ketika menghadapi suatu masalah yang jawabannya tidak pasti. Ketidakpastian ini bisa merupakan probabilitas. Metode ini diperkenalkan oleh Shortlife Buchanan pada tahun 1970-an. Beliau menggunakan metode ini saat melakukan diagnosis dan terapi terhadap penyakit meningitis dan infeksi darah. Tim pengembang dari metode ini mencatat bahwa, dokter sering kali menganalisa informasi yang ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “hampir pasti”. Metode ini mirip dengan fuzzy logic, karena ketidakpastian direpresentasikan dengan derajat kepercayaan sedangkan perbedaannya adalah pada fuzzy logic saat perhitungan untuk rule yang premisnya lebih dari satu, fuzzy logic tidak memiliki nilai keyakinan untuk rule tersebut sehingga perhitungannya hanya melihat nilai terkecil untuk operator AND atau nilai terbesar untuk operator OR dari setiap premis yang pada rule tersebut berbeda dengan certainty factor yaitu setiap rule memiiki nilai keyakinannya sendiri tidak hanya premis-premisnya saja yang memiliki nilai keyakinan. Certainty factor menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.





Daftar Pustaka
Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).                                                               Yogyakarta.Graha Ilmu.
            Russel, S and Norvigm P : Artificial Intelligence : A modern Approach. Prentice Hall, Second      Edition.
Martiana, E. (2005). Modul ajar kecerdasan buatan: Introduction to artificial intelligence
Solso R.L, Machlin O.H & Machlin M.K. (2007). Psikologi Kognitif, Terjemahan : Rahardanto M. & Batuadji K. Jakarta : Erlangga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar